PERTANYAAN
|
setelah akad nikah, Abdullah menunaikan kewajibannya dengan sang istri, keesokan harinya
sebelum sempat mandi si istri haid:
pertanyaanya:
bagaimana cara mandi istri tersebut?
|
JAWABAN
|
mandinya harus setelah terputusnya darah haid, tidak boleh sebelumnya, karena dia masih dalam keadaan hadast besar. adapun cara niatna adalah sebagai berikut:
نويت الغسل لرفع الحدث الأكبر فرضا لله تعالى
(niat ini sudah mencakup kedua jenis mandi tersebut). sebab jenis dan hukumnya sama[1]
ولو نوى الغسل المفروض اوفريضة الغسل اجزاه قطعا قاله في الرّوضة
“seandainya orang yang berniat mandi yang di wajibkan atau berniat fardhunya mandi, maka mandinya dianggap syah tanpa ada khilaf. Demikian kata imam Nawawi di dalam kitab Ar-Roudhoh”
|